Jumat, 20 November 2009

Waspada dah Hati-hati Terhadap Produk Elektronik Baru Tapi Bekas Alias Rekondisi Yang Menipu

Mungkin kita sering melihat televisi, monitor, komputer, radio tape, vcd player, dvd player, radio compo, ponsel/hp dan produk elektronik lainnya di toko-toko dengan harga yang sangat murah dibandingkan dengan harga produk sejenis yang bermerk sudah dikenal.

Contohnya adalah produk tv yang berjejer di toko-toko baik toko sekala kecil maupun besar sekaliber h****mart biasanya juga menjual televisi rekondisi yang bentuknya sama sekali tidak ada bedanya dengan tv baru, namun bedanya adalah merk yang sangat tidak terkenal dan harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan tv bermerk terkenal.

Dari segi harga, salah satu contoh tv rekondisi dijual dengan harga sekitar 400 ribu rupiah untuk tv ukuran 14', 700 hingga 900 ribu untuk ukuran 21', dan lain sebagainya(red, dari berbagai sumber). Mungkin bagi kita yang awam dan memiliki sifat emotional buying, kita mungkin akan tertarik untuk membeli televisi tersebut. Apalagi diiming-imingi dengan penawaran dengan jumlah dan waktu terbatas. Uang kita yang mungkin seharusnya digunakan untuk keperluan lain bisa kita belanjakan untuk membali tv baru tapi bekas yang mungkin tidak kita butuhkan.

Tahukah anda bahwa tv rekondisi merupakan tv bekas yang penampilan luarnya telah diperbaharui menjadi seperti baru. Tv bekas atau rongsokan didatangkan dari luar negeri seperti singapura, cina, dan lain sebagainya yangpada umumnya negara kaya dan maju. Sampai di Indonesia tv bekas yang mungkin sudah rusak diperbaiki kembali menjadi tampak seperti baru dengan berbagai cara. Pada umumnya tv rekondisi asalkan bisa hidup, dijual kembali ke pasaran. Komponen bekas yang dipadu secara asal-asalan yang penting bisa nyala akan bisa menyebabkan tv akan cepat rusak dan mungkin bisa meledak kapan saja.

Garansi yang diberikan pun sifatnya hanya formalitas dengan mencantumkan berbagai nomer dari instansi pemerintah yang terkait untuk meyakinkan pembeli. Apabila tv tersebut rusak, maka agen akan sangat sulit dihubungi dan toko akan lepas tangan.

Masalahnya adalah pihat produsen dan pengecer atau toko tidak terus terang kepada konsumen dengan memberikan informasi yang benar terhadap tv rekondisi. Yang orang awam tahu adalah bahwa tv tersebut baru sebaru tv lain seperti sony, samsung, lg, toshiba, dan sebagainya. Untuk mengetahuinya hanya dengan cara membongkar melihat komponen elektronik di dalam tv yang mustahil dilakukan sebelum kita membeli tv aspal (asli tapi palsu) tersebut.


Dan pesan saya waspadalah dan jangan terlalu pelit(kalau punya uang berlebih, ^^), belilah produk yang bermerk bagus yang sesuai dengan kualitas, garansi, baru, dan gengsinya. Jangan serakah dan gegabah dalam memutuskan segala sesuatu. Jangan menjadi pembeli/konsumen yang emosional. Rajin-rajinlah membaca tips dan perkembangan berita sehari-hari agar anda selalu waspada.

Selasa, 10 November 2009

Etika Menulis di Internet

Etika Menulis di Internet

http://rizkiariyani.ngeblogs.com/2009/10/22/etika-menulis-di-internet/

Menulis, siapa sih yang belum pernah menulis????

Semua orang pasti pernah menulis, mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua bahkan sebagian besar orang menulis merupakan salah satu hobi yang sangat mengasikkan. Bila kita menjadikan menulis sebagai salah satu hobi kita harus tahu bagaimana etika menulis yang baik dan benar. Di negara kita tercinta ini menulis adalah suatu kebebasan yang diatur menurut Undang-Undang, khususnya Pers. Pers memiliki kode etik dalam menyampaikan berita atau informasi yang ia dapatkan, kode etik tersebut tidak boleh melenceng/melanggar dari norma-norma dan UU yang sudah ditetapkan/berlaku.

Tidak hanya pers, masyarakat biasapun juga memiliki hak yang sama untuk mengungkapkan dan menulis pendapatnya tentang apasaja asalkan tidak melanggar norma yang berlaku. Biasanya orang menulis di dalam buku, karena semakin maju dan berkembangnya teknologi di zaman sekarang menulis pun dapat kita lakukan di internet, contohnya di dalam email, facebook, friendster, blog, dan lain sebagainya. Mereka menulis untuk kepentingan diri sendiri dan juga untuk orang banyak atau dipublikasikan, tapi tidak semua orang tahu bagaimana etika menulis yang baik dan benar di internet.

Salah satu contoh bila kita menulis tidak sesuai etika adalah masalah pada Prita Mulyasari vs RS Omni Internasional. Kita semua pasti tahu masalah antara ibu Prita dng RS Omni Internasional, hanya karena curahan hati seorang ibu tentang kurang baiknya pelayanan RS di emailnya ia bisa di penjara. Saya akan memberikan tips etika menulis di internet agar tidak terulang lagi kasus seperti itu lagi.

  • Bila kita menulis tidak boleh mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar-golongan).
  • Kata yang kita sampaikan tidak boleh kasar atau dapat menyinggung perasaan seseorang.
  • Kalimat yang kita buat harus sesuai dengan EYD.
  • Walaupun kita sangat kesal, sampaikanlah dengan bahasa yang baik, benar dan halus.
  • Jangan menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan (berbohong).
  • Jangan mengcopy-paste hasil tulisan seseorang, kita harus mencantumkan sumbernya, karna itu melanggar norma-norma yang berlaku.
  • Tulisan kita harus mempunyai tujuan yang jelas.
  • Kita juga harus memperhatikan tulisan kita berdampak positif atau negatif.

Semoga tips yang saya berikan dapat bermanfaat, memberikan anda informasi baru dan semoga kasus ibu Prita tidak terulang lagi di negara kita, amin…